Langsung ke konten utama

MasKur.

Senandung Tom York,Atraksi elektrik gitar dan betotan serta olah sound bass yang berdentam ala Greenwood bersaudara,ketukan ganjil drum Selway dan ritme yang ritmis dan meloncat-loncat dari gitar Od O'Brien. Radiohead memang kejam tak satupun membuatku bisa mencelanya

Masih menatap monitor Hewlett-Packard kuno yang di sisi atas layarnya sudah tampak kebiruan.

Sepertinya lama sekali tidak menulis di blog ini. Inkonsistensi menurut para bloger aktif...tapi ini bukan prioritas konsistensiku.

Menulis di blog adalah sekedar menulis,ya sekedar keinginan,kalau sempat dan mampu di tulis kalaupun tidak ya biarkanlah. Ada hal yang menurutku butuh energi besar dan benar-benar konsisten dan itu adalah untuk selalu keren dihadapan sang Maha Keren..

Seperti biasa aku mulai bergerak tak tentu arah ketika radiohead berdendang,tak melawan dan tak juga mengikuti aliran apapun,aku melayang tak mengikuti angin hanya mengambang dan mengambang..

Kalau bicara tentang cerita dan kisah-kisah perjalanan orang lain aku sangatlah luar biasa konsumtif. Aku pendengar yang rakus.

Beberapa kisah hadir tadi sebelum sahur,masih sekitar tengah malam dan berakhir dini hari.


aku mengenalnya dengan instalasi 3 huruf itu K-U-R,entah siapa namanya,karena ia lebih tua dariku maka aku menyebut namanya dengan agak panjang, bertambah 3 huruf lagi M-A-S..


Mas Kur adalah seorang sahabat dari Mas Hakim sahabatku,dan tentu saja kami mudah langsung akrab,mungkin kalau ada intensitas yang lebih banyak mungkin aku bisa saja langsung mengatakan dia sahabatku,karena Mas Kur yang luar biasa baik hati mudah sekali dipercaya.Dan bukankah kunci menjadi sahabat adalah Kepercayaan..

Kembali ke kisah dan cerita Mas Kur pra sahur tadi. Mas Kur menjadi sopir taksi karena keinginannya untuk kuliah gagal,menurutnya karena restu Ibunya yang tak didapatkannya.

Dengan bermodalkan bisa bawa mobil alias nyetir,dan sepasang burung merpati,akhirnya ia pun menjadi sopir taksi, sopir taksi angkatan pertama di jember tepatnya,karena memang taksi di Jember pada waktu itu baru saja ada.Bahkan Mas kur mendapatkan lowongan sebelum perusahaan taksi itu beroperasi,jadi dia benar-benar pioneer.

Menjadi sopir taksi ternyata tak semudah bayanganku.Mungkin selain Aku,Windi,Mas hakim,Indra yang beranjak tidur dan IIp yang sedang melamun, sedang membayangkan betapa penuh dengan dinamika menjadi sopir, apalagi Mas Kur bekerja sering kali malam hari,dia hapal betul dunia malam,dan kehidupan liarnya yang kadang hanya bisa dilihat di film-film TV,tapi karena cerita ini keluar dari mulut Mas Kur ini berarti benar adanya dan  jelas bukan fiksi belaka...

Ia pernah membawa taksinya membawa penumpang yang menurut ukuran warga Jember orang yang keren,Bimbim Slank dan Ibunya "Bunda Iffet".Ternyata kakek dari Bim-Bim adalah orang jember,atau setidaknya di makamkan di Jember. Sebagai seorang slanker yang murtad otakku langsung melanglang buana dan menjawab dengn mudah mengapa Slank mudah saja menerima Anang untuk bergaul di potlot.

Ketika peristiwa taksi membawa selebritis jalan-jalan itu,Mas Kur lagi menunggu kelahiran anak pertama,karena kejadian taksi di sewa selebritis itu, ia dengan mudah saja menamakan anaknya Bima,nama asli dari Bim-bim.

Dari beberapa cerita lucu dan konyol yang membuatku terpingkal,ada juga cerita tragis.

Cerita yang sangat miris adalah ketika Ms Kur dan Ms Hakim saling melengkapi cerita tentang kisah seorang gadis yang mengikuti kemana saja langkah sopir taksi ini beranjak pergi. Gadis ini cantik menurut Mas Hakim dan disetujui oleh Mas Kur. Gadis dalam cerita itu adalah gadis remaja usia SMP yang gundah.

singkat cerita..

Di sebuah kamar kost Mas Hakim dan Mas Kur menginterograsi untuk mengungkap kenekatan gadis muda belia ini mengapa ia kabur dari rumah, tiba tiba ia melapas bajunya. Di sekitar paha hingga hampir pangkal,di bawah payudara dan di beberapa sudut tubuh yang lain ada bekas sundutan rokok,yang menurutnya ini hasil kekejaman ayahnya kandungnya.

Tiba-tiba kepalaku pusing mendengarnya,otakku menerawang jauh,menyusuri kemana gadis itu pergi,membayangkan traumatis yang benar-benar tragis dan benar-benar ada.

Mas Kur orang hebat,orang yang kaya pengalaman,dan benar-benar bernurani karena tak pernah sekalipun memanfaatkan keadaan,di luar hubungan sopir dan penumpang.

Ia juga seorang guru Olahraga yang sempat membawa murid-murid lugu dari desanya menjadi atlit berprestasi di provinsi dan nasional

Sekali lagi aku terkagum-kagum dengan sosok manusia yang berhasil memenangkan nuraninya dalam bratayuda hidupnya..

..dan kemanakah gadis itu pergi...

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih Pak Dhe,,, ini pertama kali saya menang Kuis...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawa Aku ke Rumah Sakit

"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya", "Inggih Pak",  bunyi suara dari dalam rumah Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk. "Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat, "Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh.. Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang  masih sama.. "Yan..yan..yan..!" Teri...

Sebuah Cerpen : Dua Puluh Tahun Yang Lalu

Aku rapikan rambut sebahuku yang tertiup angin. Menyusuri tepian jalan raya yang lengang, hanya ada beberapa bus kota hilir mudik dengan penumpang yang tak seberapa. Orang-orang jarang sekali yang berjalan di trotoar ini. Jalur sepeda angin juga sepi. Mobil-mobil listrik yang lagi trend dengan cat berwarna warni , biasanya lalu lalang di pagi dan sore hari, siang ini tidak tampak. Jam kerja dan dan jam sekolah memang waktu kurang pas untuk sekedar jalan-jalan Sebelum berangkat tadi aku membenahi kemeja yang lepas kancingnya, dan sengaja aku jahit pagi tadi. Dari kaleng bekas permen tempat jarum dan benang punya istriku, aku menemukan kancing baju, setidaknya bisa kembali pakai kemeja ini walau kancingnya berbeda warna. Aku menghampiri halte bus yang terlihat sepi. Berdiri sebentar dan menghampiri kotak persegi berkaki, aku membuka tutup atasnya dan langsung mengambil Koran pagi, dan membaca headline berita hari ini. Tidak ada yang menarik hanya sebuah berita tentang mered...

Lagi-lagi Uang

Beberapa menit lalu, obrolan dengan Pak Obet berakhir.. Pak Obet adalah orang yang baru saja saya kenal,seorang guru sekaloh di pelosok desa,mengajar Komputer, sebenarnya gak ada yang istemewa dari orang ini,,tapi kami ngobrol tentang sesuatu yang menarik. Beberapa pebincangan yang awalnya hanya obrolan ringan tentang lagu yang pada saat itu aku dengar,pengetahuannya tentang musik membuatku berhenti berbasa basi menanggapi pembicaraannya ,,,aku serius mendengarkan..pembicaraan berangsur-angsur mulai serius. ia berbicara tentang pengalamannya,dan tentang penolakannya terhadap Internet di sekolah yang ia kelola,,menurutnya internet banyak pengaruh buruk..aku menimbangi dengan senyum mungkin lagi terkesan dan tak ingin membantah,karena memang kadang tidak sepakat dengan apa yang ia kemukakan tapi aku memahami keresahan-keresahannya. Obrolan semakin lama semakin bergairah dari masalah golden age atau usia emas anak-anak hingga masalah manusia yang terjebak akan keinginan dan uang...