Langsung ke konten utama

Sunset Gumuk Kerang #1

Gara-gara keceplosan ngomong berbuntut agak panjang, " lihat sunset di gumuk kerang yuk !?" ajakan basa-basi tanpa pertimbangan ini ternyata di tanggapi serius oleh Gam (anak aceh yang kejawen habis), Joy ( dari jogja yang mengenjar cinta ,,cintanya malah ikut lomba), Iip ( basis band tamasya, bukan basis Partai Politik ), Slow ( yang spellingnya dalam bahasa jawa agak lucu, mungkin bahasa aslinya bahasa yoruba,bahasa nigeria heheehe) ,,,

Si Joy yang niatnya menemui kekasih hatinya ternyata ditinggal dengan gagah berani oleh kekasih hatinya menuju medan lomba, sangat bersemangat menyambut kata-kata yang tiba-tiba terbersit dan terucap tidak sengaja dari mulutku,,,sunset di gumuk kerang, seperti indah betul kata-kata itu..

Aku lagi sibuk banyak antrian janji yang harus di tepati, malah membuat janji lagi,,,yang terjadi terjadilah,,

Sebelum misi menuju puncak dan menatap sunrset, agenda hari ini menepati janji yang sebelumnya sudah terjadi,,

Singkat kata janji-janji yang terdahulu untuk hari ini sukses ,,tinggal satu konskwensi dari keceplosan ngomong yang harus masuk daftar agenda.

Beberapa pesan yang aku kirim sudah di terima dan di balas oleh Gam,untuk menyamakan persepsi kembali bahwa sunset gumuk kerang akan kita tatap sampai tersipu malu hingga sembunyi di balik lereng selatan pegunungan hyang....

                              bersambung dulu lah...ada temen yang kecanduan Game mau pake komputer....


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawa Aku ke Rumah Sakit

"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya", "Inggih Pak",  bunyi suara dari dalam rumah Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk. "Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat, "Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh.. Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang  masih sama.. "Yan..yan..yan..!" Teri...

Sebuah Cerpen : Dua Puluh Tahun Yang Lalu

Aku rapikan rambut sebahuku yang tertiup angin. Menyusuri tepian jalan raya yang lengang, hanya ada beberapa bus kota hilir mudik dengan penumpang yang tak seberapa. Orang-orang jarang sekali yang berjalan di trotoar ini. Jalur sepeda angin juga sepi. Mobil-mobil listrik yang lagi trend dengan cat berwarna warni , biasanya lalu lalang di pagi dan sore hari, siang ini tidak tampak. Jam kerja dan dan jam sekolah memang waktu kurang pas untuk sekedar jalan-jalan Sebelum berangkat tadi aku membenahi kemeja yang lepas kancingnya, dan sengaja aku jahit pagi tadi. Dari kaleng bekas permen tempat jarum dan benang punya istriku, aku menemukan kancing baju, setidaknya bisa kembali pakai kemeja ini walau kancingnya berbeda warna. Aku menghampiri halte bus yang terlihat sepi. Berdiri sebentar dan menghampiri kotak persegi berkaki, aku membuka tutup atasnya dan langsung mengambil Koran pagi, dan membaca headline berita hari ini. Tidak ada yang menarik hanya sebuah berita tentang mered...

Lagi-lagi Uang

Beberapa menit lalu, obrolan dengan Pak Obet berakhir.. Pak Obet adalah orang yang baru saja saya kenal,seorang guru sekaloh di pelosok desa,mengajar Komputer, sebenarnya gak ada yang istemewa dari orang ini,,tapi kami ngobrol tentang sesuatu yang menarik. Beberapa pebincangan yang awalnya hanya obrolan ringan tentang lagu yang pada saat itu aku dengar,pengetahuannya tentang musik membuatku berhenti berbasa basi menanggapi pembicaraannya ,,,aku serius mendengarkan..pembicaraan berangsur-angsur mulai serius. ia berbicara tentang pengalamannya,dan tentang penolakannya terhadap Internet di sekolah yang ia kelola,,menurutnya internet banyak pengaruh buruk..aku menimbangi dengan senyum mungkin lagi terkesan dan tak ingin membantah,karena memang kadang tidak sepakat dengan apa yang ia kemukakan tapi aku memahami keresahan-keresahannya. Obrolan semakin lama semakin bergairah dari masalah golden age atau usia emas anak-anak hingga masalah manusia yang terjebak akan keinginan dan uang...