Langsung ke konten utama

Lagi-lagi Uang



Beberapa menit lalu, obrolan dengan Pak Obet berakhir..

Pak Obet adalah orang yang baru saja saya kenal,seorang guru sekaloh di pelosok desa,mengajar Komputer, sebenarnya gak ada yang istemewa dari orang ini,,tapi kami ngobrol tentang sesuatu yang menarik.

Beberapa pebincangan yang awalnya hanya obrolan ringan tentang lagu yang pada saat itu aku dengar,pengetahuannya tentang musik membuatku berhenti berbasa basi menanggapi pembicaraannya ,,,aku serius mendengarkan..pembicaraan berangsur-angsur mulai serius. ia berbicara tentang pengalamannya,dan tentang penolakannya terhadap Internet di sekolah yang ia kelola,,menurutnya internet banyak pengaruh buruk..aku menimbangi dengan senyum mungkin lagi terkesan dan tak ingin membantah,karena memang kadang tidak sepakat dengan apa yang ia kemukakan tapi aku memahami keresahan-keresahannya.

Obrolan semakin lama semakin bergairah dari masalah golden age atau usia emas anak-anak hingga masalah manusia yang terjebak akan keinginan dan uang,,

Yang menjadi kesan dari pembicaraan yang kami lakukan adalah tentang bagaimana uang menjadi momok menakutkan baginya,Ia bercerita pengalamannya bersama uang 34 juta, uang titipan yang di percayakan orang padannya,,singkat cerita ia mengeluarkan kata-kata yang patut saya kutip dari pembicaraan tadi 
"Uang membuat kita berfikir ke depan,tidak membuat kita berfikir ke belakang".

Komentar

  1. Uang adalah seperti senjata api yang ujung senapannya bisa mengarah kemana saja,,

    BalasHapus
  2. saya memahami apa yang ditakutkan pak obet, generasi muda sekarang perlu dibenahi dulu pondasinya dengan moral

    jika pak obet adalah guru SD, saya sangat sepakat dengan beliau, karena ketakutan seorang guru adalah keberhasilan muridnya di masa mendatang...

    BalasHapus
  3. masbro : kita sepakat dengan itu...
    boll : selamat datang...

    BalasHapus
  4. iya betul kang...gara - gara uang nyawa bisa hilang...
    salam

    BalasHapus
  5. tunsa: hehehehe,,,,lama-lama kekuasaan uang juga sampai masalah nyawa ya....

    BalasHapus
  6. Uang seperti pisau bermata dua ya, disatu sisi dibutuhkan, disisi lain membahayakan.. salam.

    BalasHapus
  7. setuju mbak ...kita semua belajar menempatkan semua sesuai dengan tempatnya,,,begitupun dengan uang,,,,

    BalasHapus
  8. uang memang untuk masa depan mas, tidak ada uang untuk masa lalu. ada kutipan menarik: "Segala-galanya butuh uang, tapi uang bukan segala-galanya" :)
    salam hangat :)

    BalasHapus
  9. maksutnya pak obet...kalo lagi pegang uang mikirnya keinginan2,,lupa sama utang2 ,,,,sesederhana itu,,tapi menarik buat saya..hehe,,,"uang hanya alat tukar,,,bayak yang tidak bisa ditukar dengan uang,,,,

    BalasHapus
  10. tidak semua hal dapat dibeli dengan uang, tapi ada beberapa hal yang memang harus kita selesaikan dengan itu ....

    BalasHapus
  11. iya mas ....namanya juga alat ,,khan gunanya untuk membantu manusia ........

    BalasHapus
  12. Harus pintar-pintar nih memposisikan uang dalam kehidupan kita. Mau hanya dijadikan alat pembayaran atau kita yang diperalat uang???

    BalasHapus
  13. mbak mauna: salam kenal untuk anda ..
    mbak sya : "alat",,,,saya thank......

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawa Aku ke Rumah Sakit

"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya", "Inggih Pak",  bunyi suara dari dalam rumah Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk. "Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat, "Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh.. Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang  masih sama.. "Yan..yan..yan..!" Teri

Sebuah Cerpen : Dua Puluh Tahun Yang Lalu

Aku rapikan rambut sebahuku yang tertiup angin. Menyusuri tepian jalan raya yang lengang, hanya ada beberapa bus kota hilir mudik dengan penumpang yang tak seberapa. Orang-orang jarang sekali yang berjalan di trotoar ini. Jalur sepeda angin juga sepi. Mobil-mobil listrik yang lagi trend dengan cat berwarna warni , biasanya lalu lalang di pagi dan sore hari, siang ini tidak tampak. Jam kerja dan dan jam sekolah memang waktu kurang pas untuk sekedar jalan-jalan Sebelum berangkat tadi aku membenahi kemeja yang lepas kancingnya, dan sengaja aku jahit pagi tadi. Dari kaleng bekas permen tempat jarum dan benang punya istriku, aku menemukan kancing baju, setidaknya bisa kembali pakai kemeja ini walau kancingnya berbeda warna. Aku menghampiri halte bus yang terlihat sepi. Berdiri sebentar dan menghampiri kotak persegi berkaki, aku membuka tutup atasnya dan langsung mengambil Koran pagi, dan membaca headline berita hari ini. Tidak ada yang menarik hanya sebuah berita tentang mered

Ruang Maya Tapi Bukanlah Ruang Semu..

blog,blog,blog,blogger,blog,blog,blog,blogger.... Ruang baru ini telah beberapa bulan.. Interaksi ini terjadi,berbagai karakter,berbagai harapan,berbagai kisah dan berbagai hal dan perihal Sebenarnya blog secara subjektif bukan hanya menjadi sebuah blog dan ternyata bukan hanya tempat untuk sekedar menulis dan membaca, tetapi sebuah ruang berfikir,ruang merenung dan ruang untuk bersosialisasi dan berbagi. blog juga tempat untuk tetap bersentuhan dengan saudara,kawan atau sekedar kenalan. Untuk beberapa orang yang saya kenal, blog malah telah menjadi rumah kedua, dalam perspektif subjektif saya, blog menjadi alat untuk bersentuhan dengan orang-orang yang memang sebelumnya saya kenal. ada interaksi primer sebelumnya,dan tak terputus hanya pada sebuah blog. aktifitas di blog telah mengantar saya pada lingkungan baru yang produktif,inspiratif dan aspiratif. Saya bukan bloger yang suka bertamu di banyak blog atau istilanya blog walking. dan kalaupun saya bertamu itu karena ingin