Langsung ke konten utama

Garis Hidup dalam Mimpi


"Garis adalah kumpulan dari titik-titik, maka setiap titik dari garis kehidupan adalah perjalanan sekaligus pencapian perjalanan hidup"

Masa muda masa yang berapi-api begitulah kata Pak Haji Rhoma Irama dalam lagunya. Teringat jaman masih muda dulu ketika usia masih di awal 20 tahunan, kalau orang bilang "gantungkanlah cita-citamu setinggi langit " begitulah yang penulis lakukan.

Mimpi dan harapan yang mungkin terlalu muluk kalau di pikirkan pada saat ini, memiliki dunia sendiri,diluar masyarakat.

Mimpi ini mungkin berawal dari akumulasi perjalanan pada saat remaja, shock terhadap apa yang baru saja dapat terlihat di luar rumah,di masyarakat yang lebih luas,,usia remaja dengan segala mimpi-mimpi indahnya telah di kacaukan dengan pemandangan yang mengejutkan, dunia yang tampak pada saat adalah dinamika dunia yang kelam, walupun tak masuk tapi menatap langsung dunia yang dikata orang hitam.

Mimpi yang cukup menguras energi ini telah membawa untuk mencari dan mencari dunia ideal, dunia yang tidak ada kemunafikan dan kekejaman,dunia penuh kehangatan dan persahabatan yang benar-benar.

Berpetualang itu yang terjadi. berlari mencari dan terus mencari, hinggap dari kota ke kota lainnya ,menuju tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah di singgahi..
mencari lingkungan yang nyaman mencari hidup yang bergairah dan penuh dengan kegembiraan, tapi ternyata hanya sebuah persinggahan bukan untuk benar-benar tinggal.

Bersaama saudara-saudaraku di Pencinta Alam, perjalanan menuju alam bebas yang membebaskan terpenuhi,,,ada cita-cita yang tersimpan rapat pada saat itu,yang tak pernah terungkapkan,,,,aku ingin tersesat dan tak bisa kembali pulang bersama mereka,,,ingin rasanya lari dari masyarakat tapi tidak sendiri tentunya.
tapi syukurlah itu tak pernah terjadi.

Mimpi-mimpi itu masih terawat dengan baik sampai sekarang namun sudah beda kemasan,
ingin mempunyai dunia yang indah namun tak harus jauh dan terpencil dari masyarakat, tetap berdinamika sebagai manusia dan tetap ber interaksi dengan masyarakat bersama kawaan-kawan saudara atau siapa saja yang benar-benar bisa melihat kejujuran sebagai suatu yang harus terjaga....

Ternyata merawat dan menjaga mimpi untuk mewujudkannya itu saja tidak cukup,  berbagi  harapan dan mimpi-mimpi ini adalah bagian dari pencapaian.

Komentar

  1. Sekarang ini merawat mimpi secara jujur ae susah Net, hehe..

    Dulu kita punya kampung Galia, sekarang mari kita ciptakan zona (kecil) yang seperti itu, setidaknya dalam ruang2 imajiner,,

    BalasHapus
  2. iyo bro susah..burh disiram butuh pupuk ,,,tapi cari pupuk organik susah,,,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawa Aku ke Rumah Sakit

"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya", "Inggih Pak",  bunyi suara dari dalam rumah Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk. "Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat, "Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh.. Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang  masih sama.. "Yan..yan..yan..!" Teri

Sebuah Cerpen : Dua Puluh Tahun Yang Lalu

Aku rapikan rambut sebahuku yang tertiup angin. Menyusuri tepian jalan raya yang lengang, hanya ada beberapa bus kota hilir mudik dengan penumpang yang tak seberapa. Orang-orang jarang sekali yang berjalan di trotoar ini. Jalur sepeda angin juga sepi. Mobil-mobil listrik yang lagi trend dengan cat berwarna warni , biasanya lalu lalang di pagi dan sore hari, siang ini tidak tampak. Jam kerja dan dan jam sekolah memang waktu kurang pas untuk sekedar jalan-jalan Sebelum berangkat tadi aku membenahi kemeja yang lepas kancingnya, dan sengaja aku jahit pagi tadi. Dari kaleng bekas permen tempat jarum dan benang punya istriku, aku menemukan kancing baju, setidaknya bisa kembali pakai kemeja ini walau kancingnya berbeda warna. Aku menghampiri halte bus yang terlihat sepi. Berdiri sebentar dan menghampiri kotak persegi berkaki, aku membuka tutup atasnya dan langsung mengambil Koran pagi, dan membaca headline berita hari ini. Tidak ada yang menarik hanya sebuah berita tentang mered

Ruang Maya Tapi Bukanlah Ruang Semu..

blog,blog,blog,blogger,blog,blog,blog,blogger.... Ruang baru ini telah beberapa bulan.. Interaksi ini terjadi,berbagai karakter,berbagai harapan,berbagai kisah dan berbagai hal dan perihal Sebenarnya blog secara subjektif bukan hanya menjadi sebuah blog dan ternyata bukan hanya tempat untuk sekedar menulis dan membaca, tetapi sebuah ruang berfikir,ruang merenung dan ruang untuk bersosialisasi dan berbagi. blog juga tempat untuk tetap bersentuhan dengan saudara,kawan atau sekedar kenalan. Untuk beberapa orang yang saya kenal, blog malah telah menjadi rumah kedua, dalam perspektif subjektif saya, blog menjadi alat untuk bersentuhan dengan orang-orang yang memang sebelumnya saya kenal. ada interaksi primer sebelumnya,dan tak terputus hanya pada sebuah blog. aktifitas di blog telah mengantar saya pada lingkungan baru yang produktif,inspiratif dan aspiratif. Saya bukan bloger yang suka bertamu di banyak blog atau istilanya blog walking. dan kalaupun saya bertamu itu karena ingin