Langsung ke konten utama

Kesepian..

Setelah hujan yang membuat beberapa tetesan air yang deras di langit-langit kamar,membuat bak plastik dan timba dikorbankan untuk menerima tetesan demi tetesan yang tidak di kehendaki. hujan berhenti berisik yang berirama itu sudah tak ada lagi.

Aspal yang basah,langit yang belum kembali cerah,para manusia merdeka untuk keluar rumah tak terpenjara hujan.

Sayup lagu pink floyd terdengar merdu memapah otakku kembali pada masa remaja,masa -masa banyak harapan,banyak keinginan,masa dimana hidup mulai menunjukkan riak-riak nya.
kenakalan-kenakalan yang terjadi dibalik impulsifitas yang disebabkan reaksi pertumbuhan yang tak tersadari pada saat itu.

Ruang-ruang temaram dalam kalbu merangsang keegoisan pencarian dalam bentuk petualangan-petualangan yang penuh justifikasi

Seragam sekolah,sepatu hitam,rambut yang dicepak paksa, gairah untuk sekolah yang runtuh.,Kelas 3 SMA pertanyaan tentang siapa aku mengantarkanku pada pencarian.

Hidup dalam suasana menyenangkan tapi tidak menenangkan.

Banyak sekali pertanyaan existensialis tentang realitas diri. saat itu setahun setelah Atheismeku tumbuh subur..

Absensi dalam kelas hampir berbanding dengan absensiku di bangku belakang kelas dan perpustakaan.
 

Kelas terasa seperti sebuah tempat yang tak menarik lagi,penuh ketimpangan,penuh dusta,ilmu pengetahuan yang cacat dan lingkungan yang buruk untuk sebuah pencarianku..

Pasca ugal-ugalan,narkoba dan perkelahian-perkelahian konyol yang hanya demi kepuasaan pelampiasan emosi. 


Saat itu yang terasa adalah merasa sendiri di balik keramaian dan keceriaan putih abu-abu.
Kenakalan-kenakalan yang berbahaya sudah lewat berganti dengan kearogansian pemikiran,merasa benar,merasa lebih,merasa jauh dari kemunafikan.

Punya aktifitas baru yaitu menghujat segala macam yang tidak sesuai dengan Kebenaran dalam versi kebenaranku.



Berjalan sendiri,merasa benar sendiri...

Kesepian yang saat itu terasa, teman hanya akan datang pada saat setuju dengan pendapatku,dan tak lama menjauh karena tak sependapat. 
Guru terlihat seperti teladan sesat yang akan membawa kawan-kawanku menjadi generasi yang sama bejatnya,koruptor,penindas  dan penghasut serta penyembah kertas dan logam berangka..

Ujian Akhir Nasional (EBTANAS) adalah puncaknya, lembar jawaban tak terisi sama sekali,rasanya muak dengan ini sistem pendidikan yang busuk, lembar ujian tak terisi tapi di akhir jam pasti sudah terisi penuh karena dorongan dari penjaga ujian agar segera menyelasaikan,dengan arogan aku menatap mata penjaga dan mengisi semua jawaban tanpa melihat soal..

betapa kesepiannya kalau teringat saat itu...

Komentar

  1. Kita pernah melewati jembatan yang sama. Sama sama disepakati bernama jembatan kesepian. Akhirnya kita kembali berjalan di makadam, kadang di setapak yang berkelok. Sayang kawan, ternyata masih ada jembatan lagi, dengan nama yang lain. Kali ini bernama jembatan kesetiaan..

    Wah, melu2 puitis ayas Net, haha....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawa Aku ke Rumah Sakit

"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya", "Inggih Pak",  bunyi suara dari dalam rumah Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk. "Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat, "Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh.. Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang  masih sama.. "Yan..yan..yan..!" Teri

Sebuah Cerpen : Dua Puluh Tahun Yang Lalu

Aku rapikan rambut sebahuku yang tertiup angin. Menyusuri tepian jalan raya yang lengang, hanya ada beberapa bus kota hilir mudik dengan penumpang yang tak seberapa. Orang-orang jarang sekali yang berjalan di trotoar ini. Jalur sepeda angin juga sepi. Mobil-mobil listrik yang lagi trend dengan cat berwarna warni , biasanya lalu lalang di pagi dan sore hari, siang ini tidak tampak. Jam kerja dan dan jam sekolah memang waktu kurang pas untuk sekedar jalan-jalan Sebelum berangkat tadi aku membenahi kemeja yang lepas kancingnya, dan sengaja aku jahit pagi tadi. Dari kaleng bekas permen tempat jarum dan benang punya istriku, aku menemukan kancing baju, setidaknya bisa kembali pakai kemeja ini walau kancingnya berbeda warna. Aku menghampiri halte bus yang terlihat sepi. Berdiri sebentar dan menghampiri kotak persegi berkaki, aku membuka tutup atasnya dan langsung mengambil Koran pagi, dan membaca headline berita hari ini. Tidak ada yang menarik hanya sebuah berita tentang mered

Ruang Maya Tapi Bukanlah Ruang Semu..

blog,blog,blog,blogger,blog,blog,blog,blogger.... Ruang baru ini telah beberapa bulan.. Interaksi ini terjadi,berbagai karakter,berbagai harapan,berbagai kisah dan berbagai hal dan perihal Sebenarnya blog secara subjektif bukan hanya menjadi sebuah blog dan ternyata bukan hanya tempat untuk sekedar menulis dan membaca, tetapi sebuah ruang berfikir,ruang merenung dan ruang untuk bersosialisasi dan berbagi. blog juga tempat untuk tetap bersentuhan dengan saudara,kawan atau sekedar kenalan. Untuk beberapa orang yang saya kenal, blog malah telah menjadi rumah kedua, dalam perspektif subjektif saya, blog menjadi alat untuk bersentuhan dengan orang-orang yang memang sebelumnya saya kenal. ada interaksi primer sebelumnya,dan tak terputus hanya pada sebuah blog. aktifitas di blog telah mengantar saya pada lingkungan baru yang produktif,inspiratif dan aspiratif. Saya bukan bloger yang suka bertamu di banyak blog atau istilanya blog walking. dan kalaupun saya bertamu itu karena ingin