"Yan Yanti tolong ambilkan Bapak teh manis ya",
"Inggih Pak", bunyi suara dari dalam rumah
Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk.
"Inggih Pak", bunyi suara dari dalam rumah
Seorang wanita yang tidak muda tapi juga terlalu tua untuk di sebut separuh baya datang menuju teras menghampiri sebuah meja dan kursi di teras rumah, tempat seorang laki-laki, yang terlihat dari guratan wajahnya sekitar berusia kepala enam lagi duduk.
"Bapak tadi malam tidur di mana Pak" Yanti bertanya dengan menyelidik tapi dengan nada hormat,
"Bapak di mushola habis baca Qur'an terus ketiduran sekalian sholat shubuh..
Yanti masuk kembali ke dalam rumah,menuju sebuah kamar yang merupakan kamar tidur utama tempat majikannya dan mendiang istrinya. Kamar ini tampak bersih dan rapi. yang aneh adalah kamar ini selalu begini tampak sama,letak bantal,guling dan lipatan selimutnya. hampir sebulan ini kamar tidur ini selalu seperti ini ,tak ada perubahan,letak buku-buku di samping meja di sebelah ranjang masih sama..
"Yan..yan..yan..!"
Teriakan dari luar menyadarkan lamunan Yanti,dengan terburu Yanti menghampiri,
Tampak pucat wajah majikannya, memegang perut, menahan sakit terlihat dari ekspresinya..
"Bapak masuk ya?,rebahan di kamar saja ".
"Bapak masuk ya?,rebahan di kamar saja ".
"Tidak tidak! panggil ambulance saja,"
Yanti masuk rumah mengambil buku telepon dan mulai menghubungi rumah sakit.
Beberapa waktu berselang ambulance datang. seorang paramedis menghampiri dan langsung menaruh kotak obat yang di bawanya diatas meja teras di depan majikan Yanti
Beberapa waktu berselang ambulance datang. seorang paramedis menghampiri dan langsung menaruh kotak obat yang di bawanya diatas meja teras di depan majikan Yanti
"Bapak sakit apa Pak?"
Majikan Yanti langsung berkata "Bawa saya ke rumah sakit"
Paramedis itu tetap tenang dan memeriksa denyut nadi pergelangan pria tua itu..
" Pak sebaiknnya Bapak masuk ke dalam" ,
"Tidak,! saya mau, kerumah sakit saja ".
"Tidak,! saya mau, kerumah sakit saja ".
"Sakit Bapak tidak parah kok " jawab lelaki muda itu
"Bapak hanya sakit perut biasa."
"Bapak hanya sakit perut biasa."
"Tidak!,saya tidak mau masuk dalam rumah.".
Tiba tiba seorang laki-laki muda datang yang rupanya pengemudi ambulance, Paramedis itu tadi langsung menginstruksikan untuk mengangkat pria tua itu,pria tua itu memejamkan mata menahan perih di perutnnya. Pria tua itu diangkat dan di rebahkan masuk dalam rumah menuju kamar yang di tunjukkan Yanti..
tiba-tiba laki-laki tua itu berteriak
tiba-tiba laki-laki tua itu berteriak
" Jangan-jangan aku mau kerumah sakit saja jangan di kamar ini "
Tiga orang yang mengamati diam keheranan. dua butir obat berwarna hijau dilarutkan dalam air dan di minumkan pada pria tua tadi
"Ini Pak obat untuk asam lambung,,Bapak hanya sakit perut karena maag biasa
"Jangan-jangan di kamar ini" ...
Tak lama berselang pria tua itu menangis tersedu-sedu dan sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
"Bawa aku ke rumah sakit dalam isaknnya".
Seorang laki-laki datang karena tertarik dengan ambulance yang ada di depan rumah majikan Yanti, lalu masuk rumah dan menghampiri Yanti ternyata ia adalah penjaga Mushola di kampung ,,
"Bapak sakit apa?."
"Sakit perut Pak", jawab Yanti
"Mungkin masuk angin sebab sudah hampir sebulan ini Bapak tidur mushola, setelah pemakaman Ibu sampai malam tadi Bapak tidur mushola"..
"Mungkin masuk angin sebab sudah hampir sebulan ini Bapak tidur mushola, setelah pemakaman Ibu sampai malam tadi Bapak tidur mushola"..
Yanti tersadar Bapak masih terpukul dengan kematian istrinya. ia bahkan tak sanggup menatap bekas kenangan-kenangan yang ada di kamarnya, kamar tempatnya bercengkrama dengan istrinya selama hampir tiga puluh tahun.
Tiba-tiba semua hening, Majikan Yanti tidak lagi menangis di balik bantal yang menutupi wajahnya. Semua terdiam,lalu Yanti menghampiri dan berusaha membuka bantal yang menutupi wajah majikannya .Paramedis yang memberi obat tadi memegang pergelangan pria tua itu dan langsung dengan lirih mengucapkan "INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJIUN..."
"Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp"
Hikmah
"Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp"
Hikmah
1. Berlaku Ikhlas adalah sebuah keputusan
2. Menunda ke-Ikhlas-an adalah memperpanjang kegelisahan.
3. Semua Manusia akan kembali padaNya, dan Ikhlas adalah berserah diri padaNya
loh artikel ini mau diikutkan kontes Pakde tah.. kok enggak dikasih link dibawahnya?
BalasHapusikutan ngontes juga mas??? bener tuh kata mas Akbar, kok gak ada linknya, mungkin bisa ditambahin.. :)
BalasHapusceritanya apik dan sederhana mas,, sarat makna..
semoga sukses di kontes Cermin hehe,,,
salam kenal
Pada bagian bawah artikel silahkan ditambah kalimat " Artikel ini diikutsertakan dalam Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp ".
BalasHapusPada kata Cermin Berhikmah dipasang link menuju artikel tempat anda mendaftarkan artikel ini.
Terima kasih
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam K.U.C.B
BalasHapusArtikel anda akan segera di catat
Salam hangat dari Markas New BlogCamp di Surabaya
Net.. iku ada instruksi dari komandan Blogcamp.. kalau enggak dipenuhi bisa dihukum push up kamu...
BalasHapusjangan menjadikan kenangan masa lalu sebagai penghambat kehidupan yang masih panjang, ikhlas adalah anugerah sang khalik yang harus terus dipegang erat. Atas stempel komandan blogcamp, juri datang menilai. terima kasih untuk kehidupan yang penuh hikmah, salam hangat
BalasHapusTulisanmu Net, ngetokno nek jebolan fakultas sastra trus transfer nang psikologi, hehe..
BalasHapusSemoga sukses, Amin;
Lozz Akbar :iyo mas dadi melu-melu
BalasHapusadvertiyha :iya,,,terimaksih,ini perdana
Shohibul K.U.C.B :ok Pak
jumialely : selamat menilai..
Masbro : semoga gak ngetokno sing liyo bro.hihi
wah lagi ngikut kontes ya bos.. moga sukses bos :)
BalasHapusasik critone net...moco nyampek mburi mrinding aku...mugo2 menang
BalasHapusgoyang karawang: iya
BalasHapusmas mung :suwun mas ...gak menang lo gak popo.hihii
Innailahi wainnailahi rojiun...
BalasHapusKok nggakhappy ending yah :D
hani :dengan himah yang kita petik,semoga kita dapatkan ending yang happy...
BalasHapusMmm...sebuah kisah yang memberikan gambaran untuk lebih bisa menerima kenyataan hidup, sukses selalu mas
BalasHapussakit krn ditinggal istri...
BalasHapustragis... :(
selamat berkontes, mas..
simfonikata :itu harapannya,trimakasih sekali,
BalasHapusyustha tt :sad ending untuk ceritanya,happy ending untuk hikmahnya semoga....terimakasih supportnya.
Cerita yang menarik, dan semoga menang.
BalasHapussedih banget... kenapa jadi ikut mati? :( suskes mas kontesnya...
BalasHapusdurung mari tah nang rumah sakit.. kok durung nulis?
BalasHapuswis sam wis dikubur...
BalasHapusmemang bikin shock yaa trauma gitu apalagi ditinggalkan yang kita cintai..huhu
BalasHapussalam kenal dan salam sukses y mas :)
ini yang namanya cinta sehidup semati, eh tetanggaku ada koq yang seperti ini. Suaminya meninggal pas di hari ke 40 kematian istrinya.....
BalasHapussmoga kita bisa mengambl hikmah dari cerita ini, bahwa ajal sudah ada yang mengatur, jadi harus ikhlas menerima kenyataan itu.
salam kenal yachh, smoga menang